SEJARAH LSP SATRIA NUSANTARA
Satria Nusantara pertama kali didirikan pada 31 Agustus 1985 di
wilayah Sedong Kuning, Yogyakarta dengan nama Perguruan Satria Nusantara.
Sebagai Pembina ilmunya adalah Drs Maryanto, dosen Universitas Gajah Mada
(UGM). Kegiatan pertama diawali beberapa kali uji coba terhadap siswa angkatan
pertama bernama Agus Supriyanto. Dampak
dan manfaatnya diyakini berpengaruh positif terhadap pembinaan kesehatan,
selanjutnya pelatihan ditawarkan kepada masyarakat sekitar dengan tempat
berlatih pertama kalinya di halaman SD Sekarsulih II wilayah Maguwo, Bantul, DI
Yogyakarta.
Berselang satu tahun kemudian, kegiatan Satria Nusantara membentuk
satu wadah yayasan yang disebut Yayasan Satria Nusantara dengan pendirinya Drs
Maryanto, Hj Farchatul Kifyati dan Mufti Nokhman, SH. Berdasar Akta Notaris nomor
33, tanggal 11 Agustus 1986. Tujuan utama Yayasan Satria Nusantara adalah membantu pemerintah dalam bidang
pembinaan olahraga sekaligus memasyarakatkan percaya diri serta memiliki fisik dan
mental tauhid. Selama 1986 hanya mempunyai cabang di wilayah Yogyakarta, kemudian
dikenal di luar wilayah Yogyakarta setelah diadakan pemusatan latihan di daerah
Pandasimo, Srandakan, Bantul yang kegiatannya diliput sejumlah media. Sehingga,
diakhir 1987, terdata lima perwakilan daerah yaitu DI Yogyakarta, DKI Jakarta,
Semarang, Bandung dan Bandar Lampung.
Disusul kemudian, banyak permintaan dari masyarakat dan para
pejabat untuk mendirikan perwakilan Satria Nusantara di berbagai daerah.
Perkembangannya terus meningkat hingga memiliki perwakilan sebanyak 58 lembaga
dari 19 provinsi, termasuk satu lembaga di Netherland, Belanda.
Untuk meyakinkan atas hasil pengolahan latihan Satria Nusantara
dibidang pengupayaan manusia sehat lahir batin secara medis, mulai 1 Januari
1991 Yayasan Satria Nusantara bekerjasama dengan Departemen Kesehatan melalui
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan (P4K) Surabaya mendirikan
laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Pengobatan Tenaga Dalam
(P4TD) yang beralamat di Jalan Indrapura 17 Surabaya. Dalam laboratorium ini
diteliti dan dikembangkan pengobatan dengan cara Satria Nusantara secara aktif
(pasien mengikuti program latihan) maupun pasif (penghusadaan). Setiap dua
tahun sekali dilakukan seminar dengan menghadirkan pakar Satria Nusantara dan
kalangan medis. _Hj Dedeh Riswati/HNUR.